Sedang aku sakit, lemah, terluka dan berduka
tika itu kau hadir...
Kau bawakan sinar istimewa
hingga seluruh pancaindera ini terkaku kagum...
Aku umpama bangau yang selalu singgah di bendang
mencari nasib bertemu rezeki,
menumpang tulang belakang kerbau menjadi tempat berhinggap...
Dan kau umpama permata di kalangan kaca,
sinaran gah membawa nilai berharga,
dan yang mampu memilikimu hanyalah mereka yang punya kemewahan...
Bukan seperti aku...
Aku berhutang lagi,
setelah bosan aku berhutang segala macam material yang boleh dikira,
Tapi kali ini tidak terhitung...
Kerana budi yang kau tabur tidak ternilai,
tidak juga terjangkau akal fikiran untuk aku membayarnya...
Dan itu aku akan terus bawakan sesangkar budimu,
hingga ke akhir hayatku...
(Sajak) Kepada Peminta-minta – Chairil Anwar
10 years ago
4 Coretan dia:
aduhai, beruntunglah kamu..
meskipun berhutang budi,
sekurang2nya masih ada sesuatu yg dimiliki..
budi itu harus dibawa mati.
=))
fana dunia buat manusia lupa. lupa budi, lupa jasa.
syukur kita ini masih dalam golongan yang masih mengenang.
kamu betul...
dunia ini penuh dengan ragam yang tak berbalam...
Post a Comment